BANYUWANGI - Mahasiswa adalah kaum intelektual yang memiliki peran dan tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat. Adapun peran mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) SIKIA Universitas Airlangga berfokus pada penerapan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, dimana mahasiswa mampu mengembangkan dan menerapkan upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dengan demikian, untuk mengasah kemampuan tersebut FKM SIKIA UNAIR menerapkan program Praktek Kerja Lapangan (PKL) dengan pendekatan Evidence Based Learning.
Dalam hal ini, 11 mahasiswa FKM SIKIA yang tergabung dalam PKL Kelompok 2 melaksanakan beberapa program guna pengembangan lebih lanjut mengenai masalah yang terdapat di wilayah Wonosari, Kelurahan Sobo, Banyuwangi.
Terdapat 2 masalah utama yang menjadi prioritas dilaksanakannya program, yaitu terkait Sampah serta Pola Hidup Bersih dan Sehat. Keduanya masih erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
Rina Pertiwi selaku ketua pelaksana PKL mengungkapkan bahwa terdapat dua program yang dicanangkan di wilayah tersebut, yaitu ABI TURA (Air Bersih Untuk Bersama) dan Bank GEMA SAMPAH (Gerakan Masyarakat Sadar Sampah). Kedua kegiatan ini tergabung dalam satu program unggulan dengan judul Lingkungan WIDODARI (Wonosari Indah Berseri).
ABI TURA sendiri merupakan program yang digelar di wilayah Sobo Gareng (Sobo bagian pantai), dimana terdapat air dangkal yang muncul ketika digali untuk pembuatan sumur. Dangkalnya air ini menyebabkan sumber mata air menjadi keruh atau berwarna.
Baca juga:
STTAL Ciptakan Prototipe Drone Dua Media
|
“Kita laksanakan pemberdayaan mengenai proses penjernihan air bersih di wilayah tersebut selama satu hari penuh. Antusias peserta juga terlihat maksimal ketika program diselenggarakan, ” ujar mahasiswa yang biasa disapa Rina tersebut.
Sedangkan Bank GEMA SAMPAH, imbuhnya, dilaksanakan di wilayah Wonosari bagian pantai. Latar belakang diadakannya kegiatan ini adalah banyaknya masyarakat yang membuang sampah sembarangan, menimbun hingga membakar sampah. Sehingga, berdampak pada minimnya kesehatan lingkungan di wilayah tersebut.
“Bahkan di wilayah ini tidak ada TPA dan TPS, wajar saja jika warga mengelola sampah dengan cara seperti itu, ” imbuhnya lagi.
Rina menjelaskan, Bank GEMA SAMPAH ini terdiri dari dua kegiatan, yaitu bank untuk sampah anorganik dan pembuatan kompos untuk sampah organic. Keduanya akan dikelola oleh DARLING (Kader Lingkungan). Kader inilah yang nantinya akan mengkoordinir masyarakat untuk pengumpulan sampah.
“Sampah anorganik yang dimiliki warga bisa ditukarkan dengan sembako sesuai dengan berat sampah yang dibawa. Sampah tersebut dikumpulkan dirumah DARLING untuk diproses lebih lanjut kepada pengepul sampah selama seminggu sekali, ” jelas Rina kepada media, Sabtu (26/2/2022).
Sedangkan pembuatan kompos, sudah dilaksanakan edukasi mengenai teknik dan cara pembuatannya pada Senin lalu. Rina mengatakan, kelompoknya akan terus memonitoring jalannya proses pengolahan kompos secara online.
“Program-program yang dicanangkan masih tetap berjalan hingga sekarang. Secara rutin, seluruh rangkaian program masih tetap kami pantau secara online hingga pelaksanaan program PKL usai di Maret mendatang, ” paparnya.
Penulis : Azka Fauziya
Editor : Nuri Hermawan